Sabtu, 24 September 2011

SEJARAH BERDIRINYA PERSAUDARAAN BELA DIRI KEMPO INDONESIA (PERKEMI) DI BANJARMASIN

Tulisan ini diambil secara langsung dari sang penulis, tanpa ada proses editing dan tidak dimasuki oleh pikiran blogger maksudnya saya si pemilik blog, hehe.


KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang deengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Ilahi Rabbi, dimana atas segala limpahan, taufik dan hidayah-Nya dapatlah saya menulis sebuah ringkasan cerita yang menyangkut sejarah berdirinya Kempo di Banjarmasin.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ulasan ini jauh dari kesempurnaan, dan bahkan telah diwarnai dengan opini penulis, sehingga terlihat pencampuradukan antara fakta dan pendapat.

Hal ini dimaksudkan sekedar untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, dimana adanya kesuksesan dan kegagalan yang telah di temui di dalamnya merupakan bahan renungan untuk melanjutkan kemajuan Perkemi Banjarmaisn.

Atas segala bantuan dari berbagai pihak, hingga tulisan ini dapat dirampungkan, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga sumbangan dan partisipasi saudara-saudara tersebut mendapat ganjaran kebajikan dari Allah SWT. Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan.

Banjarmasin, 20 Desember 1989

Penulis

Ttd

Sarman Ahmad


SEJARAH BERDIRINYA PERSAUDARAAN BELA DIRI KEMPO INDONESIA (PERKEMI) DAERAH TINGKAT II KOTAMADYA BANJARMASIN

A. Pendahuluan

Adanya rasa memiliki, kecintaan adan tanggungjawab terhadap eksistensi Kempo sebagai organisasi bela diri yang tak kalah perannya dibanding dengan organisasi bela diri lain dalam upaya memberikan andil terhadap pembangunan daerah, bangsa dan Negara Indonesia, khususnya terhadap pembinaan olahraga sebagai usaha untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya serta berkepribadian Indonesia yang luhur, maka tergugahlah hati kami untuk bangkit mengupayakan agar Kempo selaku organisasi yang langka dan kurang dikenal di Daerah Kalimatan Selatan dapat diterima kehadirannya di Daerah Tingkat II Kotamadya Banjarmasin.

Hal ini didasarkan atas banyaknya mamfaat yang terdapat didalamnya, dimana ajaran Kempo mampu membawa pribadi seseorang kepada sosok sikap, tingkah laku dan sifat kepemimpinan yang cukup mapan untuk pembinaan diri selanjutnya.

Disamping itu, Kempo sebagai organisasi olahraga yang dapat menggerakkan seluruh persendian tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki, juga berfungsi sebagai prisai kenshi dalam mempererat jalinan persaudaraan antar sesama kenshi dan masyarakat dari berbagai daerah Indonesia yang menetap di Daerah Tingkat II Kotamadya Banjarmasin dalam suatu wadah organisasi PERKEMI.

Inilah inti dasar pemikiran utama didirikannya Perkemi Daerah Tingkat II Kotamadya Banjamasin yang dituangkan dalam surat Team Pembentuk tanggal 19 Maret 1986 dalam versi yang agak berbeda namun maksudnya sama.

B. Sejarah Berdirinya Kempo DI Banjarmasin

1. Tahap Persiapan/percobaan

Sebelum berdirinya Perkemi Dati II Kotamadya Banjarmasin secara purna sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka setelah saya berstudi selama 1½ tahun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin dengan meninggalkan dojo semula (Perkemu Dojo Sulingan), menaruh hasrat dan minat yang tinggi sekali untuk mengadakan latihan Kempo sekaligus mendirikannya di IAIN Antasari Banjarmasin’.

Keinginan ini saya salurkan/konsultasikan melalui surat pertama secara pribadi tanggal 5 Pebruari 1985 kepada Pengurus Besar Perkemi. Dan tidak diduda-duga sebelumnya, surat tersebut ditanggapi secara serius oleh PB. Perkemi yang diwakili oleh Sempai Yusmarika selaku Wakil Sekretaris Jenderal. Inti surat tersebut mengijinkan kami untuk membentuk organisasi Perkemi di IAIN Antasari Banjarmasin. (Lihat Surat PB. Perkemi tgl/. 13 Pebruari 1985 dengan Nomor: 033/PB-WSJ/II/85).

Setelah surat tersebut diterima dengan baik, saya menjadi bingung, dimana surat saya terdahulu itu hanya iseng-iseng saja yang minta jawaban hanya secara pribadi pula kepada salah seorang dari PB. Perkemi. Namun pada kenyataan surat balasan itu resmi dengan tembusan Perkemi Pengda. Kalimantan Selatan, Perkemi Pengcab. Banjarbaru, dan Anggota PB. Perkemi sendiri.

Disinilah sebab kebingungan saya, dimana sebelumnya saya tidak pernah mengkonsultasikannya masalah tersebut dengan Perkemi Pengda. Kalimantan Selatan maupuaan dojo-dojo lainnya yang berada dibawah kekuasaannya mengenai rencana untuk mendirikan Kempo di Kodya Banjarmasin, khususnya di IAIN Atasari.

Ditengah-tengah kebingungan tersebut timbullah konflikasi jiwa/perasaan antara Oftimis, malu dan pesimis, yaitu oftimis karena berani mendirikan dengan modal seadanya, malu karena hal tersebut tak pernah dibicarakan sebelumnya dengan Perkemi Pengda. Kalimantan Selatan dan pesimis karena takut/khawatir dimana pada waktu itu sabuk baru hijau daun (III Kyu), teman seidea dan seorgaisasi tidak banyak, pengetahuan tentang organisasi Kempo tidak ada khususnya dalam hal administrasi, ilmu Kempo yang dimiliki tidak memadai sehingga perasaan waktu itu selalu dibayangi oleh sifat kepesimisan.

Dibalik itu semua, setelah dibaca berkali-kali isi surat tersebut serta bahan-bahan yang dikirimkan berupa Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Perkemi dan beberapa lampiran lain sambil bertukar pikiran dengan teman-teman seorganisasi, maka tumbuhlah dalam jiwa saya keofitimisan yang menggebu-gebu untuk mengupayakan berdirinya Kempo di IAIN Antasari khususnya dan Banjarmasin umumnya.

Adapun orang yang pertama membangkitkan semangat saya untuk mendirikan Kempo IAIN Antsari adalah saudara Rakhmad dengan panggilan Yayan III Kyu yang pada waktu itu duduk ditahun pertama Sekolah Teknologi Menengah Negeri (STMN) Banjarmasin, kemudian Saudara Radiansyah IV Kyu dan Saudara Harlan IV Kyu masing-masing kuliah di IAIN Antasari. Mereka inilah yang membantu saya dalam upaya mencari jalan/terobosan baru untuk mendirikan dan mengembangkan Kempo di Banjamasin.

Tidak berapa lama setelah surat balasan itu diterima, lalu diadakan pertemuan dan diskusi kecil-kecilan beberapa kali tentang bagaimana cara mendirikannya termasuk prosedur dan surat menyurat, langkah awal apa yang mesti harus dilakukan termasuk bagaimana pendekatan terhadap Pimpinan IAIN Antasari dan Pengurus KONI Dati II Kodya Banjarmasin serta bagaimana merekrut anggota Kenshi di IAIN Antasari hanya 3 (tiga) orang saja yaitu saya sendiri, Radiansyah dan Harlan, ditambah dengan Rakhmad. Sedang nasib kenshi lainnya tidak diketahui tempat sekolah/kuliah dan domisilinya.

Meskipun demikian banyaknya problem yang dihadapi, diskusi tetap berjalan lancar dengan menghasilkan pemikiran-pemikiran jernih sebagai langkah awal dalam pembentukan organisasi ini.

Kemudian pada tanggal 28 Pebruari 1985 saya dibantu oleh Saudara Rusidin (bukan kenshi) seorang teman akrab mengadakan kordinasi/tukar pikiran dengan Perkemi Pengurus Cabang Banjarmasin (Sdr. Taniman Hadi II Kyu), dimana pada prinsipnya mereka mendukung inisiatif tersebut dan bersedia membantu jiga memang diperlukan baik moril maupun materiil.

Pada tanggal 5 s/d 7 Maret 1985 saya konsulitasikan lagi rencana tersebut dengan Sempai A. Taufik yang pada waktu itu memegang tingkatan II DAN selaku Pengurus Daerah Perkemi Prop. Kalimantan Selatan. Adapun materi yang dibicarakan pada waktu itu sekitar prosedur dan administrasi organisasi serta langkah oprasional selanjutnya dalam menjaga kesinambungan rencana tersebut. Dan kesemua inisiatif itu pula beliau sambut dengan hati gembira, penghargaan dan dokongan penuh dari beliau selaku Perkemi Pengurus Daerah Prop. Kalimantan Selatan.

Langkah berikutnya adalah membentuk “Team”, suatu kelompok kecil yang diberi tugas selain untuk merumuskan permasalahan diatas, juga bewenang untuk melakukan beberapa kebijaksanaan yang menyangkut kesuksesan rencana tersebut selama pengurus tetap belum terbentuk, sehingga pada tanggal 9 Maret 1985 berdasarkan hasil rapat Kenshi terbentuklah “Team Pembentu” Perkemi Cabang IAIN Antsari dengan format :Sarman Ahmad III Kyu sebagai Ketua, Harlan. AS sebagai Sekretaris, Rakhmad III Kya, Radiansyah IV Kyu, dan M. Ardiansyah (tokoh organisasi kampus) masing-masing sebagai anggota.

2. Tahap pelaksanaan/operasional

Tepatnya pada tanggal 10 Maret 1985 Team Pembentuk mencoba mengajukan surat permohonan tentang mohon restu dan pelindung/Pembina Kempo kepada Rektor IAIN Antasari Banjarmasin. Sambil menunggu jawaban surat permohonan tadi, kami mengadakan pendekatan-pendekatan pribadi keapda Bapak Drs. Busyra Baderi selaku Pembentu Rektor III yang menangani bagian kemahasiswaan. Beliua pada dasarnya menghargai atas adanya inisiatif tersebut, namun kata beliau segala keputusan akhir sebagai pemegang keasaan, apakah sesuatu itu dapat diterima atau ditolak?, ada di tangan Rektor (Drs. H. M. Asy’ari, MA).

Kemudian apa yang terjadi? Setelah ditunggu beberapa lama (± 2 bulan) diterimalah surat balasan dari Rektor IAIN Antasari Banjarmasin yang menyatakan bahwa permohonan tersebut belum dapat diberikan rekomendasinya dengan alasan bahwa IAIN Antasari hanya mencukupkan pembinaan organisasi intra. Sekedar diketahui bahwa organisasi kampus yang ada di IAIN Antasari ada beberapa buah seperti: Majelis Pembina Kegiatan Mahasiswa (MPKM), Badan Pelaksana Kegiatan Mahasiswa (BPKM), Senat Mahasiswa (Fakultas Syari’ah, Tarbiyah, Dakwah, dan Ushuluddin), Resimen Mahasiwa Suryanata, Koperasi Mahasiswa (Kopma), Pramuka, INKAI dan lembagaba insitut lainnya.

Akan tetapi menurut analisa kami setelah menerima surat balasan penolakan permohonan tersebut disamping sebagaimana yang diungkapkan di atas, juga antara lain:

a. Asingnya kata/istilah Kempo/Perkemi dimata para Pimpinan IAIN Antasari dan lembaga mahasiswa lainnya.

b. Surat permohonan itu tidak disertai dengan dasar pemikiran, susunan Pengurus, j umlah anggota/kenshi dan tembusan keberbagai pihak seperti ke Pengurus KONI, Perkemi Pengda, Kalimantan Selatan Maupun PB. Perkemi.

c. Status kami sebagai mahasiswa masih belum dikenal oleh Pimpinan, dan dikhawatirkan kalau Kempo diterima sebagai organisasi kampus akan terjadi kompetisi tidak sehat dengan organisasi bela diri lain yang ada di kampus ini.

Inilah kira-kira yang menjadi halangan kehadiran Kempo di IAIN Antasari buat sementara waktu menurut pradugaan kami setelah melihat realita yang ada. Dengan diketahuinya hal tersebut di atas, maka kamipun langsung memberitahukan kepada Perkemi Pengurus Daerah Kalimantan Selatan dengan beberapa melalui surat kami tanggal 27 M ei 1995. Dan diakhir surat tersebut kami merasa oftimis bahwa pada masa mendatang organisasi yang kita cintai ini dapat direalisir kembali.

Setelah itu kegiatan kami mulai mengendur dan Tema Pembentuk dibubarkan karena tidak berhasil dalam melakukan missinya, sedang kegiatan latihan dalam mengingat-ingat gerakan dan teknik Kempo secara pribadi-pribadi tetap dilakukan tetapi tidak teratur, dimana ada waktu dan kesempatan saja.

Tidak berselang lama pudarnya semangat untuk mendirikan Kempo di IAIN Antasari Banjarmasin, dating seorang Kenshi II Kyu Afiat namanya, yang tujuan utamanya adalah melanjutkan studi keperguruan tinggi yang ada di Banjarmasin, dan secara kebetulan dia punya niat yang baik pula untuk mendirikan Kempo dimana dia berstudi. Niat ini dia sampaikan kepada kami (Kenshi Kempo IAIN Antasari Banjarmasin) dalam rangka membicarakannya lebih lanjut. Akhirnya dengan melewati proses waktu yang panjang, diskusi dan rapat yang tidak berkesudahan, kamipun mengambil kesimpulan bahwa Perkemi harus berdiri di Dati II Kodya Banjarmasin.

Yang menjadi permasalahan adalah apakah Dojo Perkemi yang akan didirikan itu atas nama perguruan tinggi ataukah daerah? Disinilah sedikit mendapat kesulitan. Setelah diadakan rapat-konsultasi, rapat-konsultasi keberbagai pihak utamanya kepada Bapak Drs. H. Djarot selaku Serkretaris KONI Dati Kodya Banjarmasin yang pada waktu itu sebagai Kabag. Kesra, dan Perkemi Pengurus Daerah Kalimantan Selatan, dengan mempertimbangkan berbagai saran dan pendapat mereka, kamipun memutuskan bahwa Perkemi yang akan didirikan atas nama daerah. Hal ini mengingat:

a. Bahwa minimnya kenshi yang studinya sama di perguruan tinggi tersebut.

b. Kebanyakan kenshi yang ada di Banjarmasin beraneka ragam kuliahnya.

c. Memudahkan bagi kenshi yang bukan mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut untuk berintegrasi dalam satu wadah latihan.

d. Mudahnya melakukan penerimaan anggota baru yang tidak terikat oleh peraturan perguruan tinggi yang ada.

Adapun kekhawatiran-kekhawatiran sebelum keputusan in diambil adalah:

a. Sukarnya menghadapi massa yang beraneka macam ragamnya.

b. Sarana dan fasilitas khususnya tempat latihan dan sarana penunjang lainnya tidak ada disbanding di perguruan tinggi.

c. Sulitnya mencari pelindung dan Pembina. Kalau di perguruan tinggi langsung ditangani oleh Rektor dan pembantu-pembantunya.

Kesemua ini setelah dicoba ternyata tidak berarti apa-apa disbanding dengan kekhawatiran-kekhawatiran semula. Sebelum kami melangkah untuk mempersiapkan segala seseuatunya sehubungan dengan persyaratan sebuah organisasi terlebih dahulu kami membentuk suatu “Team” dengan tugas pokok sebagaimana team yang telah lalu. Team Pembentuk ini dibentuk pada tanggal 2 Pebruari 1986 beranggotakan 7 (tujuh) orang dengan format sebagai berikut:

Afiat II Kyu sebagai ketua, Sarman Ahmad III Kyu sebagai sekretaris, Sugeng Sugiarto II Kyu (Kenshi Banjarbaru), Khairil Anwar III Kyu, Rakhmad III Kyu, Radiansyah IV Kyu dan Harlan AS IV Kyu masing-masing sebagai anggota. Namun karena ada 2 (dua) orang kenshi (Rakhmad III Kyu dan Harlan AS IV Kyu) yang tidak aktif dan muncul lagi dalam menentukan langkah berikutnya, maka team tersebut hanya beranggotakan 5 (lima) orang sampai terbentuknya Susunan Kepengurusan yang utuh baik dojo maupun cabang. Kelima team tersebut adalah Afiat, Sarman Ahmad, Sugeng Sugiarto, Khairil Anwar dan Radiansyah. Kerjanya adalah mengusahakan agar Kempo bisa didirikan dan dikembangkan di Banjarmasin. Hal ini didasari atas Surat Mandat Perkemi Pengurus Daerah Kalimantan Selatan tanggal 27 Oktober 1985, Nomor :106/Pengda/KS/K.85 kepada salah seorang anggota team yaitu Afiat II Kyu untuk mendirikan pusat kegiatan latihan/doko.

Setelah terbentuknya team, kami mencoba melangkah untuk merancang struktur kepengurusan sementara, mengkonsep dasar pemikiran dan surat permohonan serta menunjuk seorang Pembina. Maka setelah semua langkah dilaksanakan kamipaun meminta kesedian Bapak Drs. Andi Marzuki selaku Sekretaris KONI Tingkat I Prop. Kalimantan Selatan, dan duduk sebagai kepala Seksi Bidang Kepemudaan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Prop. Kalimantan Selatan untuk menjadi Pembina Kempo sekaligus sebagai Bapak Angkat dalam organisasi. Setelah bersedianya beliau selaku Pembina sebagai jawaban surat kami tanggal 18 Maret 1986, segala rencana tadi baik yang menyangkut perbaikan konsep surat permohonan, dasar pemikiran maupun susunan kepengurusan, serta kesulitan-kesulitan yang dialami Team Pembentuk selalu dikonsultasikan dengan beliau selaku Pembina Kempo untuk mendapatkan jalan keluarnya.

3. Tahap pengakuan eksestensi kempo

Tidak seberapa lama, tibalah surat jawaban dari Walikotamadya KDH Dati II Kodya Banjarmasin dengan surat tanggal 19 April 1986, nomor: 426.1/0567/Ker, yang isinya menyatakan kesediaan beliau sebagai pelindung dan sekaligus merestui kehadiran organisasi Perkemi Di Dati II Kodya Banjarmasin.

Dengan terbitnya surat tersebut, maka secara yuridis formal Perkemi Dojo Persiapan Kodya Banjarmasin sudah diakui eksestensinya, dan kamipun merasa lega atas berhasilnya usaha tersebut. Sebagai catatan sejarah awal orang yang berjasa menggoalkan/meyakinkan surat permohonan tersebut dengan Bapak H.M. Effendi Ritonga selaku Walikotamadya KDH/Ketua Umum KONI Dati II Kodya Banjarmasin adalah Bapak Drs. H. Djarot.

Kemudian untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan timbul didalam organisasi Perkemi yang kurang dikenal di Banjarmasin sambil mengenalkan kepada yang berwenang, maka pada tanggal 6 M ei 1986 kamipun melayangkan satu surat pemberitahuan dengan nomor :01/E/PKMB/V/1986 dan permintaan rekomendasi atas adanya organisasi Kempo di Banjarmasin keapda Kaporesta Banjarmasin. Tidak berapa lama proses suat ini, maka diterimalah surat jawaban dari Bapak Letkol. Pol. Drs. Demak Lubis selaku Kaporesta Banjarmasin dengan nomor : B/482/V1986/IPP pada tanggal 27 Mei 1986 yang menyatakan dukungan dan restunya atas kehadiran Perkemi di Kodya Banjarmasin.

4. Tahap aktivitas latihan

Setelah diterimanya kedua surat dari pihak yang berwenang sebagai dasar yuridis formal diakuninya Kempo di Banjarmasin, kamipun mencoba merealisir aktivitas latihan secara rutin. Sebelum kami terbentur tempat latihan dimana yang tepat dan strategis? Setelah dipertimbangkan secara matang, maka GOR. Gelanggang Remaja Hasanuddin, HM lah yang tepat dan strategis untuk dijadikan tempat latihan.

Atas saran Pembina (Drs. Andi Marzuki), kamipun mengajukan surat permohonan nomor: 02/E/PKMB/V/1986 tanggal 6 Mei 1986 kepada Pimpinan Proyek Officeir Pengelola Gelanggang Remaja Hasanuddin, HM Banjarmasin untuk dapat memberikan fasilitas berupa tempat latihan. Atas bantuan pembinana, maka diperkenankanlah kami memakai pekarangan GOR, GR. Hasanuddin, HM sebagai tempat latihan, dengan surat izin pemakaian nomor :015/GR.HHM/VI/1986. Kemudian kesinambungan organisasi berdasarkan aturan main yang ada, kami buatlah surat permohonan ijin latihan kepada Kaporesta Kodya Banjarmasin. Atas permintaan surat kama tanggal 18 Juni 1986, maka terbitlah Surat Ijin Latihan tersebut dengan nomor pol. 76/VI/1986/IPP, tanggal 19 Juni 1986. Sebagai realisasi dari Surat Ijin ini pada tanggal 29 Juni 1986 dimulailah latihan perdanya dengan latihan gabaungan antara kenshi Banjarmasin dan Banjarbaru sebanyak ±15 orang.

Sambil menunggu Surat Ijin Kapolresta, pada tanggal 25 Juni 1986 kami menerbitkan surat edaran dengan nomor : 06/E/PKMB/VI/1986 tentang Penerimaan Anggota Perkemi, akhirnya pada awal berdirinya Dojo Persiapan tersebut, kami dapat merekrut anggota baru sebanyak 17 (tujuh belas) orang sesuai dengan isi laporan T. 101 tanggal 14 Nopember 1986, nomor : 07/I/PKMB/XI/1986. Akhirnya dengan kenshi seadanya kegiatan latihan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Akan tetapi ada satu hal pada waktu itu yang membingungkan kami yaitu mengenai status kepengurusan dalam organisasi Perkemi Dati II Kodya Banjarmasin, dimana apabila dilihat dari struktur organisasi memangnya kurang relevan kalau itu pengurus dojo, seharusnya pengurus cabang. Hal ini ditunjang dengan wawasan daerah peran sebagai Ibu Kota Propinsi yang tentunya mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan Perkemi itu sendiri. Akan tetapi apabila dilihat dari aturan main organisasi, maka cabang itu bisa berdiri kalau memang sudah ada beberapa buah dojo dibawah lingkungannya. Jadi tugas cabang I sini adalah hanya sebagai coordinator dojo yang berada dibawah wewenangnya.

Melihat dari kenyataan yang ada untuk menentukan langkah berikutnya, maka dikirimlah satu surat lagi dengan nomor : 10/I/PKMB?XII/1986 tanggal 6 Desember Prihal Konsultasi Organisasi. Akhirnya surat tersebut ditanggapi oleh PB. Perkembi dengan mengusulkan agar kepengurusan dalam organisasi baik dojo maupaun cabang dibentuk dan disusun secara terpisah.

Atas adanya jawaban/tanggapan di atas, maka Tema Pembentukan yang beranggotakan 5 (lima) orang mengajukan surat permohonan rekomendasi dan pengukuhan Pengurus Dojo dan Cabang melalui Perkemi Pengurus Daerah Prop. Kalimantan Selatan pada tanggal 10 Januari 1987.

Dengan dikukuhkannya susunan kepengurusan tersebut, status Dojo Persiapan Perkemi Dati II Kodya Banjarmasin berubah menjadi Perkemi Cabang Banjarmasin, dan Karena Dojo Persiapan tersebut memakai GOR.GR. Hasanuddin, HM Banjarmasin sebagai tempat latihan, maka sekalgisu Dojo Persiapan Perkemi Dati II Kodya Banjarmasin diganti nama menjadi Perkemi Dojo Gelanggang Remaja Hasanuddin, HM Banjarmasin.

Jadi dengan terbentuknya kedua istilah tersebut di atas, dan di kukuhkannya Susunan Perkemi Pengurus Dojo Gelanggang Remaja Hasanuddin, HM. Banjarmasin oleh Perkemi Pengurus Daerah Prop. Kalimantan Selatan dalam bentuk Surat Keputusan Nomor : 116/Kalsel-KU/II/1987 tanggal 19 Pebruari 1987, dan Surat Keputusan Pengurus Besar Perkemi tanggal 17 Maret 1987 dengan nomor: 007/SK-PB/III/1987 tetnang susunan Personalia Perkemi Pengurus Cabang Kodya Banjarmasin masa bhakti tahun 1987-1989, maka istilah Dojo Persiapan Perkemi Dati II Kodya Banjarmasin tidak ada lagi.

5. Tahap perkaderan

Setelah di kukuhkannya kedua bentuk kepengurusan di atas, maka pada tanggal 14-15 Maret 1987 dilaksanakanlah ujian kenaikan tingkat/Kyu buat yang pertama kalinya sesuai dengan surat persetujuan PB. Perkemi tanggal 10 Maret 1987, nomor: 092/PB—SJ/T.102/87, dan Surat Mandat Nomor : 013/MDT-PB/III/1987 yang diikuti oleh Perkemi Dojo GR. Hasanuddin, HM Banjarmasin, Doko Banjarbaru, Dojo Sulingan, dan Dojo Bapor Korpri Pertamina UEP IV Tanjung Kalimantan Selatan. Adapun peserta ujian dari Dojo GR. Hasanuddin, HM Banjarmasin sebanyak 13 (tiga belas) Orang dengan rincian sebagai berikut: satu orang ke Kyu I. tiga orang ke Kyu II, satu orang ke Kyu III, dan delapan orang ke Kyu IV.

Memang dalam perkiraan semula bahwa organisasi Kemp yang kami bentuk di Banjarmasin manakala tidak bisa mengadakan perkerjaan/ujian sebagaimana layaknya organisasi lainnya, maka upaya kami yang selama ini dilakukan hanya sampai pada tahap introductions/perkenalan saja kepada masyarakat Kotamadya Banjarmasin. Akan tetapi manakala organisasi tersebut sempat mengadakan perkaderan/ujian, baik yang diadakan sendiri atau ikut dojo/cabang lain dalam melakukan ujian, maka missi yang kami lakukan selama ini boleh dikatakan berhasil 60 % tinggal 40 % lainnya adalah pengembangan saja. Alas an kami mengatakan demikian adalah bahwa pada suatu saat nanti kader yang baru dilantik sebagai seorang kenshi akan mengupayakan kembali keberadaan Kempo di Banjarmasin. Tidak boleh asal-asalan dan punah hanya dikarenakan oleh sesuatu situasi kondisi yang sebenarnya bisa dikendalikan oleh sesuatu.

Memang dalam kondisi itu, organisasi Kempo di Banjarmasin hampir nyaris lebur dari Bumi Lambung Mangkurat, karena disamping paru pendiri/pengurusnya berstatus sebagai mahasswa yang kurang banyak pengalaman tentang bagaimana mengelola organisasi dengan baik?, juga kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas yang dimiliki.

Melihat kondisi yang ada, salah satu alternative usaha yang harus dilakukan adalah melaskanakan ujian sendiri/local tanpa menunggu-nunggu jadwal ujian dari Perkemi Pengurus Daerah Kalimantan Selatan maupun dojo/cabang Kempo lain yang ada di Kalimantan Selatan. Hal ini tentunya banyak menanggung resiko. Khususnya biaya pelaksanaan. Setelah hal ini dikonsultasikan dengan Pembina Kempo yang baru. Bapak Edy Pangestu Direktur PT. Djangkar Sakti Cabang Banjarmasin yang bergerak di bidang Jasa Pelayaran, maka dengan ketulusan dan kemurahan hati beliau untuk mempertahankan agar Kempo yang baru berdiri di Banjarmasin tetap akses dan berjalan dengan berkesinambungan, beliau telah memberikan bantuam materiil berupa uang kontan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) pada tanggal 11 Pebruari 1987. Dengan adanya bantuan tersebut di tambah biaya gashaku dan ujian yang dipungut dari masing-masing peserta gashuku, ujian kenaikan tingkat/Kyu dapat dilaksanakan. Akan tetapi seandainya Bapak Eddy Pangestu selaku Pembina Kempo tidak terjun langsung dalam hal ini, niscaya rencana ujian Kempo di Banjarmasin itu tidak dapat dilaksanakan, dan dipearkirakan Kempo tidak akan sukses seperti apa yang kita lihat sekarang ini.

Jadi peran aktif Pembina Kempo selama ini baik Bapak Drs Andi Marzuki maupun Bapak Eddy Pangestu untuk memajukan dan mengembangkan Kempo di Banjarmasin cukup besar andil dan jasanya terhadap organisasi Perkemi.

Bapak Eddy Pangestu selaku Pembina Kempo yang menggantikan Bapak Drs. Andi Marzuki yang berhalangan pada awal Januari 1987 yang lalu dalam hal kemajuan Kempo di Banjarmasin, beliau tidak segan-segan memberikan bantuannya baik berupa moril maupun materiil. Hal ini terlihat dari kegigihan beliau mencarikan dana dalam rangka persiapan ujian kenaikan tingkat/Kyu yang dilaksanakan beberapa kali di Banjarmasin, Kejurnas di Bali, Gashuku Nasional sewilayah Kalimantan di Balikpapan dan Pontianak, serta kegiatan-kegiatan Gashami lainnya yang dilaksanakan oleh Perkemi Pengurus Cabang Kodya Banjarmasin, disamping sarana lain berupa alat perlengkapan latihan dan transportasi dikala mengadakan gashami keluar daerah. Jadi kalau mau diperhitungkan antara jasa yang diberikan Kempo dengan bantuan yang diberikan Pembina Kempo dalam rangka merintis dan memajukan Kempo di Banjarmasin khususnya dan Kaliamantan Selatan umumnya tidak ada bandingannya, disamping bantuan moril berupa dorongan semangat, motivasi dan keaktifan beliau berlati secara rutin membuat para kenshi terharu dan bergairah berlatih Kempo serta berpacu membuka dojo diberbagai tempat.

6. Tahap perkembangan

Memang cukup membanggakan perkembangan Kempo di Banjarmasin sejak berdirinya hingga sekarang, secara kwantitas Kempo telah menemui beberapa kemajuan, baik dibidang organisasi, kegiatan maupun keanggotaan.

Hal ini berkat adanya usaha maksimal yang dilakukan para pelopor dan pengurus Cabang dalam mempromosikan Kempo di kalangan masyarakat Kodya Banjarmasin, disamping kesungguhan para kenshi dan simpatisan Kempo yang mencoba menerubus aktivitas Kempo lewat Perguruan Tinggi/Instansi dimana mereka telah dan sedang berstudi/bekerja. Tentu saja kesungguhan ini selalu dilandasi oleh adanya rasa memiliki dan tanggungjawab terhadap eksestensi Kempo yang mereka cintai selama ini.

Kemajuan-kemajuan yang dialami di atas selain mulai sempurnanya tata laksana organisasi, juga telah bermunculannya dojo baru di berbagai perguruan tinggi/Instansi seperti Dojo Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STIEI) Banjarmasin, Dojo Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Dojo Persiapan Air Mantan Depertemen Peekrjaan Umum Banjarmasin.

a. Perkemi Dojo STIEI Banjarmasin

Dojo STIEI Banjarmasin yang telah diakui eksestensinya oleh Perkemi Pengda. Kaliamtan Selatan dengan surat No. : 016/KS-KH/VII/88, tanggal 7 Juli 1988, latihan perbadananya pada tanggal 18 Oktober 1987 hingga sekarang adalah didirikan oleh Sdr. Afiat bersama Kenshi GR. Hasanuddin, HM yang studinya juga di STIEI Banjarmasin melalui jalur Senat Mahasiswa STIEI Banjarmasin. Dojo ini telah mencetak kader baru pada ujian kenaikan tingkat/Kyu tanggal 8-9 Juli 1989 di Banjarmasin sebanyak 5 (lima) orang.

b. Perkemi Doro Air Mantan

Dojo Air Mantan berdiri berkat adanya permintaan dan dukungan dari Bapak Djohan Arifin dan Bapak Ir. Imanuddin kepada Perkemi Cabang Banjarmasin. Atas permintaan tersebut, Perkemi Pengcab. Banjarmasin dengan senang hati menerima tawaran ini, sehingga pada tanggal 2 Juni 1988 dimulailah aktivitas perdananya dengan mengadakan latihan bersama di dojo setempat. Dojo ini telah dapat mencetak kader bar (Manji/Kyu IV) pada ujian kenaikan tingkat/Kyu tanggal 8-9 Juli 1989 di Banjarmasin sebanyak 12 (dua belas) orang.

Berhubung di dojo ini pada umumnya terdiri dari kenshi Juniar, maka buat sementara memudahkan pembinaan dan tata laksana organisasi dalam rangka mengkoordinir ekgiatan tersebut, atas kesepakatan bersama dojo ini dibawah binaan Dojo GR. Hasanuddin, HM Banjarmasin.

c. Dojo Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin

Dojo fakultas Hukum Unlam Banjarmasina berdiri berkat adanya kesungguhan Sdr. Hartinudin, Djurumiah A. Taufik dan rekan-rekan kenshi lainnya yang menerubus lewat Senat Mahasiwa Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin, dan oleh Sema Fak. Hukum telah diakui keberadaannya, sehingga pada tanggal 5 Juni 1988 di mulailah latihan perdananya dengan menggunakan metode latihan gabungan antara dojo yang ada di lingkungan cabang Banjarmasin. Aktivitas dojo tersebut berjalan dengan lancar hingg asekarang dengan menghasilkan kader baru (Manji/Kyu IV) pada ujian tanggal 8-9 Juni 1988 di Banjarmasin sebanyak 17 (tujuh belas) orang.

C. Penutup

Mengakhiri tulisan ini yang diangkat dari beberapa dukomen ditambah dengan catatan penulis, maka perlu disadari semua bahwa kesuksesan seseorang/suatu kelompok dalam merintis, membentuk dan mendirikan sesuatu, tidak terlepas dari adanya peran serta dan bantuan orang lain dalam mensukseskan sesuatu tersebut. Tanpa adanya partisipasi dan bantua orang lain seseorang/sesuatu kelompok tidak akan sukses/berhasil dalam mewujudkan cita-citanya.

Begitu juga Perkemi Kodya Banjarmasin. Ia berhasil dibentuk, didirikan dan dikembangkan di Bumi Lambung Mangkurat ini justru dengan adanya peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada uraian di atas yang menggambarkan sekelumit rintitan sejarah didirikan dan dikembangkannya Kempo di Banjarmasin dengan diutarakannya nama-nama mereka yang berjasa hanyalah sebagian kecil saja yang Nampak dari banyaknya orang yang berjasa dalam turut mendirikan dan menumbuhkembangkan organisasi Kempo di Daerah Tingkat II Kotamadya Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan.

Semoga bagi mereka yang telah memberikan jasanya tersebut terhadap Perkemi Kodya B anjarmasin baik secara langsung maupun tidak langsung, mendapat penghargaan dan keredhaan Allah swt atas partisipasi dan bantuan yang diberikannya, serta menjadi catatan bagi Pengurus Cabang Perkemi Banjarmasin, Perkemi Pengurus Daerah dan Pengurus Besar PERKEMI Pusat, Sekian….

Banjarmasin, 20 Desember 1989

Penulis

Sarman Ahmad

I Kyu

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam persaudaraan, Harapan saya semoga Shorinji Kempo dapat berkembang pesat di Kalimantan Selatan khususnya di kota Banjarmasin, karena saya pernah mengembangkan Kempo di dojo Sulingan Tanjung se-angkatan dengan sdr. Sarman Akhmad (Paci') & Afiat, pada saat itu saya masih I kyu,

M.Cholil (AREMA Malang)
muhcholil@yahoo.com

wahyu mengatakan...

saya tertarik dengan kempo
saya tingal di banjarmasin kemana saya menghubungi pengurus di banjarmasin agar saya bisa ikut latihan kempo

wahyu ramadhan
08971446599